Ayahku Pulang

"Eh hari ini latihan jam dua"
"Woy yang telat bawa gorengan lah"
"Semuanya wajib turun latihan!"
"Serius pang! Becanda terus"
"Eh beli makanan yuk"
"Harini latihan tanpa teks lah"
"Ini naskah siapa? Naskahku mana?"

Awal semester kemaren, XI MIA 1 dikasih tugas Seni Budaya buat akhir semester berupa drama. 31 ekor makhluk didalam kelas, dipecah jadi dua kelompok. Kelompok 1 dengan jumlah 18 ekor dan kelompok 2 dengan jumlah 13 ekor.
Kelompok satu dikasih naskah yang berjudul Ayahku Pulang dan kelompok dua  disuruh mendramatisasikan puisi yang berjudul Balada Guru yang Dibunuh.

Hari berikutnya setelah pembagian kelompok, gue dan teman-teman lainnya yang tergabung di kelompok satu kemudian melakukan voting pemeran. Tapi kendalanya ada di jumlah kami yang lebih banyak dibandingkan jumlah pemain yang tercantum di naskah jadi voting pertamanya cuma buat pemain inti yang jumlahnya cuma lima orang. Setelah beberapa minggu, baru ada penambahan naskah buat beberapa orang lainnya yang masih belum dapat peran. Hingga akhirnya yang terpilih adalah, jeng jeng..

Mulai dari pemain inti dulu,

Ade Setia Puspa Amrianti sebagai Tina (Ibu)

Misnadi sebagai Raden Saleh (Ayah)

Yusnaidi Nursalim sebagai Gunarto (Anak pertama)

Velo Pebriyatno sebagai Maimun (Anak kedua)

Novella Auditiya sebagai Mintarsih (Anak ketiga)

Lalu pemain tambahannya yang kami buat sendiri,

Sherly Herliani sebagai Tina muda

Vijay Roy Savendra sebagai Raden Saleh muda

Anisah Uswatun Hasanah sebagai Bu Tirto

 

Iswandi sebagai Pak Tirto

Christio Drakhma Dekapolis sebagai Budi, dan Hendry Wira Pratama sebagai Rama (Teman Raden Saleh)

Lilis Triyani sebagai Maya (Asisten rumah tangga keluarga Raden Saleh)

Dan terakhir,

Muhammad Fadhil Syakir sebagai Penata Musik

Jadi si pemain tambahan ini memerankan kehidupan Raden Saleh dan Tina duapuluh tahun lalu, dimana si Raden Saleh dengan kampretnya ninggalin si Tina pergi.
Latihan kita mulai dari awal Februari, lumayan lama sampai akhir semester tapi cukup buat para pemain inti ngehapalin dialog mereka yang banyaaaaaakkk. Dialog para pemain tambahan ini sih cepiiiiil(?). Dialog gue aja kurang dari lima kali.

Lagian tiap latihan jarang banget bisa serius. Bahkan kadang yang niatnya latihan malah gak jadi karena ujung-ujungnya malah makan-makan, atau main-main. Biasanya provokator main-mainnya si anak-anak cowok dan provokator makan-makannya si anak cewek. Ya komplitlah, tergabung di satu kelompok.

Kelompok satu

Latihan

Latihan dahulu, main-main kemudian

Katanya latihan, tapi malah..

Sebelum latihan terakhir

Kemudian pagi-pagi tanggal 12 Juni kemaren kita melakukan persiapan yang seabrek gila karena ada beberapa properti yang harus diangkut dari rumah pagi-pagi.

Para pria setelah angkut-angkut beberapa properti

Dan saatnya tampil!

Pak Tirto dan Bu Tirto berkunjung ke rumah keluarga Raden Saleh ketika malam Hari Raya

Raden Saleh yang kemudian pulang kerumah setelah berfoya-foya bersama Rama dan Budi

Rama dan Budi menghasut Raden Saleh agar pergi meninggalkan kehidupannya yang (bagi mereka) tidak layak untuk orang kaya dan terpandang seperti Raden Saleh

Tina menangis setelah dibentak oleh Raden Saleh

Raden Saleh kemudian pergi meninggalkan Rumah

  

20 tahun kemudian...

Gunarto dan Tina membicarakan kepergian Raden Saleh 20 tahun yang lalu

Kedatangan Raden Saleh yang tiba-tiba saat malam Hari Raya

Kemarahan Gunarto karena Tina, Maimun dan Mintarsih justru membela Raden Saleh yang telah menelantarkan mereka selama 20 tahun

Jadi, ya.

Akhirnya kita benar-benar free dari semua tugas yayy! Siap menyambut liburan \o/

"Ayah kandung? Memang Gunarto yang dulu pernah punya Ayah, tapi dia sudah meninggal dunia dua puluh tahun yang lalu. Dan Gunarto yang sekarang adalah Gunarto yang dibentuk oleh Gunarto sendiri! aku tidak pernah berhutang budi kepada siapapun diatas dunia ini. Aku merdeka, semerdeka merdekanya, Bu!" -Gunarto