Semakin dewasa, semakin banyak orang yang datang dan pergi. Berkali-kali aku merasa cukup kesulitan karena harus beradaptasi tanpa orang yang biasanya ada atau dengan orang yang belum pernah kutemui sebelumnya. Lalu ketika aku sudah merasa nyaman dengan orang lain, rasanya sulit buat melepaskannya pergi. Sedikit banyak, ada rasa tidak ikhlas. Seperti... gimana nih aku besok tanpa dia?
Tapi mau gimana lagi, gak akan pernah ada orang yang bisa stay selamanya di hidup kita, kan?
Beruntungnya, selama ini gak banyak kepergian yang membuatku sesedih itu; dan semoga tidak menjadi banyak. Sekalipun sedih, aku hanya meratapinya beberapa hari. Lalu.. yasudah. Dia yang pergi pasti bahagia di tempat yang baru, jadi kenapa aku harus sedih berlama-lama?
Aku jadi kepikiran, kira-kira kedatangan dan kepergianku berpengaruh juga gak ya di kehidupan orang lain?
Umm...
Jangan-jangan kehadiranku malah jadi beban dalam cerita orang lain. Lalu ketika aku pergi, alih-alih merasa sedih dan kehilangan, orang-orang justru merasa lega dan bersyukur tanpa henti. Kemudian orang-orang yang aku datangi akan bilang who the f is this weird gurl??? she's shoooo annoying! ew.
Dasar suudzon.
Selama memasuki dunia kerja, kedatangan dan kehadiran orang lain semakin berarti bagiku. Beberapa kali ketika ada yang pindah, aku bisa saja seharian meratapi kepergiannya tanpa bisa kutahan. Sibuk memikirkan bahwa mulai besok gak akan sama lagi. Sungguh cengeng sekali.
Capek.
Kamu yang lagi baca ini gak lagi bilang dasar norak, segitu doang sampe selebay itu, kan?
Persis! Di fase di mana pertemanan semakin menyempit, kehilangan satu-dua orang berasa kayak.. Duh sepi lagi. Adaptasi lagi. Tapi ya mau gimana lagi...
BalasHapus