Sebuah Proses dan Pencapaian

Sampai dihari minggu, liburan hari ke 9 dimana selama beberapa hari ini gue isi dengan bangun tidur - main hp - ke pasar - nyuci - nyapu - makan - nonton - main hp - makan - main hp - tidur. Gitu terus.
Gak usah heran kalo kalian gak liat kata 'mandi' disitu. Karena Chandra Liow bilang, Liburan mandi? KHAMPUNGAN.
Jangan dibahas.

Sebelum liburan tiba, gue dipilih buat ikutan lomba mading yang diadakan sama pihak perpustakaan umum (entah apa tepatnya mereka) dalam rangka Pengembangan Minat Baca Masyarakat Kabupaten Murung Raya. Kalo gak salah gitu.

Selain gue, ada lima orang lainnya yang juga terpilih buat jadi partner gue yaitu Gayuh Prastiwi,
Novella Auditiya, Dani Imanuel, Beprik Land Heldy Ostra, dan Sulastri.
Dengan tema Peran Perpustakaan Dalam Pembangunan Murung Raya, dan atas ide Gayuh, mading kami dibuat dengan latar ruang angkasa. Maksudnya, dengan membaca kami berharap masyarakat Murung Raya bisa memiliki pengetahuan setinggi-tingginya dan bisa terbang sampai ke luar angkasa. Gitu. Iya, agak maksa sih.

Setelah latar dan tema sudah disesuaikan, barulah gue dapat tugas pusing buat menentukan judul. Demi apapun, gue selalu bermasalah dalam penentuan judul. Apapun itu. Buat judul postingan ini aja gue sempet bingung lama.
Iseng nanya di facebook buat minta saran, yang komentar malah gak sesuai harapan banget. Ada kakak kelas yang kasih saran judul no title, baca buku = menebang pohon, dan National Geographic, ada juga adek kelas yang kasih saran 50 Shades of Grey.
WTF.

Well, akhirnya kita dapat kalimat One World Many Stories dan menobatkan kalimat itu sebagai judul. One World yang kami maksud adalah perpustakaan. Iya, perpustakaan yang seperti sebuah dunia penyimpan banyak cerita didalam buku-bukunya. Azek.

Hari sabtu kita sudah mulai merancang dan menggambar. FYI, kita punya Dani Imanuel alias Edo yang jago gambar, jadi 99% gambar yang ada di mading kami adalah karyanya. Big thanks to Edo.
Gak cukup, kita akhirnya turun kesekolah lagi hari senin, selasa, sama rabu dari pagi sampai siang disaat anak-anak lain tengah menikmati waktu senggang mereka. Gak papa sih, dirumah juga bosenin. Sambil menyelam, minum air. Sambil bikin mading, lirik kakak-kakak kelas yang tampan. BHAHAK.

Oh iya, banyak perlombaan dalam acara ini. Dan itu diikuti oleh pelajar mulai dari tingkat TK sampai SMA. Untuk SMA, selain lomba mading ada juga lomba jingle perpustakaan. Dimana dipilih paling banyak sepuluh orang dari masing-masing sekolah untuk menyanyikan jingle yang harus diaransemen ulang.

Awalnya pembimbing sudah memutuskan gak mengikutkan sekolah kita di perlombaan jingle. Tapi ternyata hari selasa Kepala Sekolah tetap ngotot nyuruh ikutan jingle padahal hari Rabu perlombaannya sudah dimulai. Akhirnya pembimbing kelabakan nyari murid dan kita juga dibuat ikutan kelabakan. Belum lagi ternyata kita belum didaftarkan buat ikut lomba padahal pendaftaran sudah ditutup hari senin kemaren.

EVERYTHING IS MAMPUS!

Tapi Tuhan lagi berpihak sama kita. 9 anak kelas 10 akhirnya bisa dikumpulkan saat itu juga dan mereka mau gak mau langsung latihan. Yaiyalah. Besok sudah lomba. Dan panitia lombanya membolehkan kita buat daftar besok paginya, sebelum perlombaan dimulai. Yay!

Keesokan harinya, hari H. Jam 8 kita sudah berangkat ke Perpustakaan Umum Alun-Alun Jorih Jerah, tempat dilaksanakannya lomba. Buat lomba mading, bahan-bahannya emang disiapkan dulu. Jadi pas lomba kita cuma tinggal nempel dan menambahkan beberapa hal aja.
Sempat pesimis pas liat anak sekolah lain yang bahan madingnya banyak banget. Sementara bahan kita cuma dibawa pake dua tas plastik yang gak gede-gede amat. Soalnya bahan kita cuma kertas-kertas aja.
Tapi langsung optimis lagi begitu tau kalo ternyata mereka yang punya banyak bahan itu malah bikin miniatur.

Emang banyak yang salah kaprah sama lomba mading ini karena diundangan dituliskan tiga dimensi. Jadi malah ada yang bikin miniatur. Tahun lalu aja SMAN 1 Murung juga bikin miniatur.
Waktu yang dikasih dua jam dan mading kita selesai paling awal soalnya tinggal tempel doang. Ditambah support dari beberapa teman sekolah yang datang, kita jadi makin semangat.
Setelah waktu habis, setiap regu mempresentasikan makna dari mading masing-masing dan terus dikasih waktu istirahat sekitar satu jam lebih.

Setelah itu barulah pengumuman pemenang. Deg-degan? Pasti. Optimis menang? Wajib.
Malah sama anak-anak lain yang support udah pada sepakat bakal teriak mantra kemenangan (mantra yang udah pernah gue ceritain disini) kalo nama sekolah kita disebut. Iya. Seoptimis itu.

Pemenangnya dibacakan dari juara tiga, deg-degan, ternyata SMAN 3 Murung. Lanjut ke yang juara dua, makin deg-degan, ternyata President School.
Deg-degan lagi? Enggak juga. Setelah tau President School juara dua, kita langsung lega. Emang agak sombong sih karena yang kami anggap saingan emang cuma SMA President soalnya tahun lalu mereka yang juara.

Tapi buktinya sombong kita bener kok. SMAN 1 Murung dapat juara satu mading. Seketika mantra kemenangan kita berkumandang nyaring. Puas? Belum. Jadi kita teriak lagi pas sekolah kita dapat juara dua Jingle. Iya juara dua. Modal latihan sehari mereka bisa dapat juara dua, mantap.

Yaa, jadi begitulah pencapaian kita setelah capek-capek turun kesekolah buat merancang, gue sama Gayuh yang tengah hari panas-panasan ke perpustakaan umum buat ngambil foto buat nambahin bahan, dan nulis serta ngegambar yang harus dibuat seserius mungkin. Akhirnya apa yang kita capai bener-bener memuaskan dan bikin kita merasa gak sia-sia atas proses yang melelahkan. Balasan yang setimpal :)

Komentar

Posting Komentar