Halo, Dirung Lingkin!

Selamat hari minggu, hari dimana akhirnya gue pergi menyusuri hutan untuk mencapai air terjun layaknya anak gaul lain yang doyan pake hashtag maitripmaiedpencur.

Sebenernya gue bisa pergi gini karena ada tugas kelompok yang mengharuskan gue sama temen-temen buat mencari alat tradisional dan beberapa patung yang hanya bisa didapatkan di desa-desa. Tapi akhirnya di tengah-tengah perjalanan, Novella bilang, "eh ke air terjun yo", dan langsung gue amini dengan penuh semangat. Tanpa memedulikan Anton dan Vj yang keliatan ragu membawa dua anak cewek rumahan ini.
"Jauh," kata Anton, namun tidak terlalu kami gubris.

Setelah melewati desa Tahujan Ontu dan Datah Kotou, kami tiba di rumah Anton di Dirung Lingkin yang kebetulan tepat di belakang rumahnya adalah jalan menuju air terjun tersebut. Setelah memarkir motor di rumah Anton, kami berjalan kaki memasuki hutan karena kendaraan tidak bisa masuk ke dalam.

Beberapa meter, gue sama Novella masih semangat 45 meskipun jalannya naik turun sehingga kami harus berpegangan pada tangan pacar ranting-ranting maupun batang pohon.

Masih semangat 45

Ngeblur soalnya kudu cepet-cepet jalan

Makin ngeblur karena nafas sama jantung udah gabisa diajak kompromi, tapi tetep mau jepret

Namun karena kelamahan dan ketidakberdayaan gue, akhirnya kita berhenti berkali-kali stop untuk beristirahat karena berkali-kali pula gue ngerasa lutut gue nyilu berbarengan nafas dan detak jantung yang terasa beradu cepat.

"Kata Anton dekat," gerutu gue sama Novella.
"Tadi aku bilang jauh," sahut Anton.

Cowok memang selalu salah, ya.

Dan dialog itu berulang berkali-kali sampai akhirnya satu jam kemudian kita tiba di tempat yang ternyata tengah menampung lumayan banyak orang.

Baru saja nyampe, tau-tau turun hujan yang cukup deras membuat gue yang awalnya gak berniat membasahi pakaian akhirnya masuk ke dalam air karena kepalang tanggung basah oleh hujan. Dingin, memang. Tapi tidak akan pernah bisa mengalahkan dinginnya sikap kamu ke aku, kok.

Ampuni jidat yang lebar~

Well, mungkin bagi orang lain terutama orang yang sudah terbiasa adventure macam gini, gue keliatan norak dan udik banget. Tapi bodo amat. Gue bukan kaya kalian yang bisa pergi jauh kesana kesini dengan bebas, jadi perjalanan kaya gini yang mungkin cuma terjadi sekali seumur hidup perlu gue abadikan disini. Yoi, salam norak!