Puruk Cahu (kembali) Berduka

Hari itu, masih terlalu pagi untuk bergerak banyak dan cepat. Masih terlalu pagi pula untuk menelan bulat kepanikan dan ketakutan yang melanda begitu terbangun dari tidur nyenyak. Kemudian mau tidak mau kaki yang tiba-tiba gemetar, dipaksa berlari. Entah berlari menuju sumber kepanikan untuk membereskan apa yang bisa dibereskan, atau berlari menjauhi sumber kepanikan yang ternyata sangat dekat.

Hari itu, kami kembali berduka.

Puruk Cahu, Kabupaten Murung Raya, Kalimantan Tengah.
Senin, 7 Maret 2016, sekitar pukul empat pagi.

Hari-hari sebelumnya di jam tersebut, jalan Merdeka masih terlihat lenggang. Hanya ada segelintir orang yang berjalan menuju Masjid untuk shalat shubuh, atau satu-dua pedagang yang sudah bersiap membuka dagangannya.

Dan ketika matahari mulai naik, jalanan mulai ramai karena jalanan tersebut 99% memang didominasi oleh toko-toko/warung-warung pedagang kecil maupun besar. Belum lagi terdapat Pasar Pelita Hulu yang sudah seperti Tanah Abangnya Puruk Cahu yang menampung puluhan pedagang. Dan juga para ojek yang sudah nongkrong di pangkalannya masing-masing.



Namun hari itu, di jam itu, di tempat itu, langit sangat terang karena di bawahnya terdapat kobaran api yang sangat besar. Jalanan dipadati masyarakat yang berhamburan begitu mendengar sirine mobil pemadam kebakaran yang memecah keheningan.

Rumah kami memang cukup jauh dari tempat kejadian. Namun saat itu aku menjadi satu di antara mereka karena usaha keluargaku berada disitu, sekitar 10 meter dari Pasar Pelita Hulu dan hanya tersisa jarak 5 meter lagi dari si jago merah yang tengah melahap sebuah distro dan toko besar.

Dan aku melihat langsung bagaimana kepanikan memeluk setiap orang di sekitarku.

Beberapa pemilik toko melemparkan barang dagangannya keatas terpal besar yang kemudian ditarik oleh sekitar 10 laki-laki agar menjauhi tempat tersebut karena pick-up yang seharusnya bisa membawa barang itu lebih cepat tidak bisa memasuki jalanan yang sangat penuh.

Kami pun sama sibuknya dengan beberapa yang lain, memasukkan barang dagangan kedalam sak dan mengangkutnya ke rumah menggunakan sepeda motor. Berulang-ulang, ditengah bunyi klakson motor, sirine mobil pemadam, dan teriakan yang memekakkan telinga, menyatu memenuhi tempat itu.

Kericuhan terjadi berjam-jam hingga (mungkin) pukul sembilan pagi, si Jago Merah akhirnya tunduk perlahan-lahan, memperkecil wilayah kekuasaannya setelah diperkirakan melahap 171 toko los pasar dan bangunan ruko serta 34 rumah warga dengan total 205 buah bangunan termasuk Penginapan Mess.

Sementara Kepala Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Murung Raya, Syahrial Pasaribu mengatakan akibat kebakaran itu 60 kepala keluarga kehilangan tempat tinggal dan usahanya. Nilai kerugian ditaksir mencapai miliaran rupiah.  (Sumber)

Alhamdulillah, tidak ada korban jiwa dan tempat kami selamat dari amukannya.

 
(Sumber: Lukmanul Hakim)

Kenapa terdapat kata 'hari itu kami kembali berduka' diatas?

Karena pada 19 September 2011 silam, di hari yang sama, kebakaran juga terjadi di Puruk Cahu. Yang mengerikan adalah, kebakaran terjadi di sepanjang jalan yang sama pula, namun di bagian yang berbeda. Kebakaran juga melahap pasar dengan nama yang hanya berbeda satu kata, yaitu Pasar Pelita Hilir.


Kebakaran yang juga tidak kalah besar.


Sept 19th, 2011.

Well, mungkin musibah ini bisa meluluhlantahkan lingkungan kita, tempat kita, dan juga sempat menelan semangat kita. Tapi jangan sampai kita stuck di situ. Bangkitkan kembali semangat dan terus maju ke depan. Banyak hikmah yang bisa kita ambil dari sini, banyak kenikmatan yang menunggu di depan sana.

Kita memang kembali berduka, tapi buatlah suka kembali meraja :)




P.s. Label baru: Lagi bener

Komentar

  1. Disetiap ada peristiwa yang menyakitkan selalu ada hikmahnya. Semoga diberikan hati untuk lebih bersabar menghadapi peristiwa tersebut ya :)

    BalasHapus
  2. Kejadian hampir sama dengan pasar Johar Semarang, dalam kurun waktu tak lama; di sana juga terjadi kebakaran.

    BalasHapus
  3. Semoga diberikan kesabaran dan ada sebuah hikmah penting yang bisa kita ambil yaa...

    BalasHapus
  4. Semangat buat saudara2 saya semuanya disana..
    semangat!!!
    you'll never walk alone :)

    BalasHapus
  5. Suka ngeri kalo dada bencana ngedadak, untunglah ga sampe ada korban jiwa ya dek
    Kasian pedagng pedagangnya :(

    BalasHapus
  6. Astagfirullah. Turut berduka atas musibah yang terjadi, ya. :(

    Alhamdulillah nggak ada korban jiwa.

    Gue juga jadi inget waktu deket rumah ada kebakaran. Panik banget udah masukin barang-barang penting ke tas. Ehehe.

    BalasHapus
  7. Innalillah :' semoga segera bangkit ya setelah musibah ini berlalu :'

    Alhamdulillah banget nggak ada korban jiwanya ya :'
    Sedih kalau denger kabar kebakaran begitu :'

    Kalimat endingnya suka :) buatlah suka kembali meraja :)

    BalasHapus
  8. ya ampun, kebakaran :( kasihan bener para korban yg rumahnya kebakaran..

    untung aja gak ada korban jiwa :')

    BalasHapus
  9. Innalillahirojiun Buat semua yang mengalami keadaan ini. Semoga, diberikan ketabahan atas musibah ini. AKu gak nyangka banget, kalo ternyata ini sudah terjadi untuk keduakalinya.

    Tapi, Annisa gak kenapa2kan?

    BalasHapus
  10. Inalillah...
    Sesungguhnya nikmat ataupun musibah adalah sama-sama ujian bagi kita :')

    Yang tabah, Nis. Alhamdulillah nya gak kenapa-napa :)

    BalasHapus
  11. gile, untung ya nggak apa-apa. dan untungnggak ada korban jiwa. itu kok bisa kebetulan banget ya? hari yang sama, sepanjang jalan yang sama? hmmm.

    BalasHapus
  12. turut berduka... aku sedih baca tulisannya. Semoga apa apa yang telah hangus di lalap api akan di kembalikan suatu saat nanti oleh tuhan entah dalam bentuk apa. Ini cobaan. Ini bencana. Syukur lah kalau ngga menelan korban sama sekali.

    BalasHapus
  13. innalilahi .. semoga setiap musibah yang terjadi kita bisa mengambil hikmahnya .. amin

    BalasHapus
  14. innalilahi.. turut berduka, alhamdulillah gak ada korban jiwa. semoga ada hikmahnya. sedih juga bacanya.

    BalasHapus
  15. Turut Berduka
    Penyebab kebakaran'a karena apa?

    BalasHapus
  16. ih serem yah, kayaknya sekarang di mana-mana sering banget kebakaran. Baru denger beberapa hari lalu berita kebakaran di tipi, lalu beberapa hari kemudian muncul lagi berita kebakaran di tempat lain. Ya ampun :( Ngeri.

    BalasHapus
  17. Syukurlah tidak ada korban jiwa, meski begitu ini tetap menjadi pembelajaran buat kita supaya lebih berhati-hati dan mengantisipasi adanya hal serupa...

    BalasHapus
  18. Syukurlah tidak ada korban jiwa, meski begitu ini tetap menjadi pembelajaran buat kita supaya lebih berhati-hati dan mengantisipasi adanya hal serupa...

    BalasHapus

Posting Komentar